Catching Fire

Selasa, 08 November 2016

wisata alam dilandak

 Selain memiliki air terjun terkenal seperti Mananggar dan Rombo Dait (Tujuh Tingkat), ternyata wisata alam Kabupaten Landak juga masih banyak menyimpan tempat-tempat pariwisata yang patut dikunjungi. Baik untuk sekadar menenangkan pikiran, atau berpetualang di alam bebas.
Air terjun yang dimaksud adalah Setagung, yang berada di Desa Mungguk, Kecamatan Ngabang. Lokasinya juga tidak begitu jauh jaraknya dari ibu Kota Kabupaten Landak. Karena hanya perlu menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit hingga 60 menit, agar dapat sampai ke lokasi tujuan.
Mungkin mendengar nama air terjun Setagung masih asing di telinga masyarakat, masih banyak yang belum pernah menginjakkan kakinya ke sana. Namun Tribun bersama rombongan sebanyak tujuh orang pada Sabtu (26/9/2015), menyempatkan diri mendatangi lokasi tersebut.
Dengan menggunakan kendaraan roda dua, kami menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit dari Kota Ngabang melewati jalan aspal yang cukup bagus. Meski jalan aspal tesebut tidak terlalu mulus, karena sebagian masih dalam proses pengerjaan perbaikan.
Setibanya waktu tempuh perjalanan 45 menit, kami melanjutkan perjalan setapak namun bisa dilewati kendaraan roda dua. Suasana alam yang masih asri mulai terasa saat kami memasuki jalan setapak itu, sebab pohon-pohon rindang masih tersimpan disana.
Sekitar 10 menit berjalan, kami pun tiba dilokasi untuk menyimpan kendaraan bermotor. Kemudian melanjutkan dengan berjalan kaki, lagi-lagi kicauan burung nan indah menyertai perjalanan kami dan kanan kiri terdapat pohon karet dan pohon liar yang masih memiliki diameter cukup besar.
"Waw sejuk sekali disini, kita harus hati-hati jalannya licin,"  ujar Norti, satu diantara rekan rombongan kami. Lima menit kami berjalan kaki, riuhnya air sudah mulai terdengar di telinga.
Namun kami masih belum bisa melihat air terjun tersebut, karena ditutupi semak-semak dan pepohonan yang rindang. Kemudian kami pun melewati tebing batu di sebelah kiri jalan, sedangkan disebelah kanan jalan adalah jurang yang merupakan sumber suara riuh air. Tangga kayu yang cukup kuat, dengan kemiringan yang terjal pun harus kami lewati. Sehingga membuat perjalanan semakin asyik, tapi harus tetap berhati-hati.
Satu persatu tangga kayu terlewati, begitu juga tangga batu yang licin dilewati dan suara riuh air pun semakin mulai mendekat ditelingga. Tapi lagi-lagi asal sumber suara masih belum kami lihat walau kami sudah berada di bawah dengan ketinggian sekitar 30 meter dari jalan.
Rasa penasaran kami pun semakin menggebu-gebu. Hutan alam yang masih asri dan lembab tersebut terbukti dengan banyaknya nyamuk yang menggigit kami, disarankan kepada pengunnjung yang akan kelokasi untuk membawa obat anti nyamuk sejenis